Peninggalan sejarah kolonial Belanda di Indonesia dapat dilihat tidak hanya dalam bentuk bangunan monumental, tetapi juga dalam berbagai infrastruktur yang digunakan sehari-hari, seperti pasar. Pasar-pasar ini, yang dibangun pada era kolonial, menyimpan login rajazeus cerita panjang tentang perkembangan ekonomi dan budaya Indonesia di bawah penjajahan. Banyak pasar ini hingga kini masih beroperasi dan menjadi pusat perdagangan yang penting bagi masyarakat.
Berikut adalah lima pasar bekas peninggalan kolonial Belanda yang hingga saat ini masih menarik perhatian:
1. Pasar Senen – Jakarta
Pasar Senen di Jakarta adalah salah satu pasar tertua yang dibangun pada masa kolonial Belanda. Pasar ini mulai beroperasi pada tahun 1730-an dan dinamakan sesuai dengan nama Senen, seorang tokoh legendaris dalam cerita rakyat Betawi. Selama masa penjajahan Belanda, Pasar Senen digunakan sebagai tempat perdagangan hasil bumi, terutama dari daerah pedalaman.
Pada masa kolonial, pasar ini juga menjadi pusat distribusi barang-barang impor yang dibawa oleh Belanda dan diperdagangkan ke seluruh wilayah Batavia (sekarang Jakarta). Meskipun sudah mengalami berbagai perubahan dan renovasi, Pasar Senen masih menjadi pasar yang ramai hingga saat ini, terkenal dengan berbagai barang murah, terutama pakaian dan barang elektronik.
2. Pasar Beringharjo – Yogyakarta
Pasar Beringharjo adalah pasar tradisional yang terletak di pusat kota Yogyakarta, dan dibangun pada abad ke-19, sekitar tahun 1758, pada masa pemerintahan Belanda. Pasar ini sudah menjadi pusat perdagangan sejak zaman kolonial dan menjadi simbol dari percampuran budaya Jawa dengan pengaruh Belanda.
Pasar Beringharjo terkenal dengan berbagai produk lokal, seperti batik, kain tradisional, rempah-rempah, hingga barang-barang kerajinan tangan. Saat penjajahan Belanda, pasar ini menjadi tempat strategis untuk mendistribusikan barang-barang dagangan dari luar dan dalam negeri. Sekarang, Pasar Beringharjo adalah salah satu pasar paling ikonik di Yogyakarta yang tak hanya menjadi pusat jual beli, tetapi juga destinasi wisata budaya.
3. Pasar Pahlawan – Surabaya
Pasar Pahlawan di Surabaya adalah pasar yang memiliki sejarah panjang, termasuk pengaruh kolonial Belanda pada masa lalu. Pasar ini didirikan pada awal abad ke-20, dan pada masa penjajahan Belanda, pasar ini menjadi pusat perdagangan antara pedagang lokal dan Eropa, dengan komoditas yang diperdagangkan mencakup rempah-rempah dan hasil bumi lainnya.
Pasar Pahlawan kini lebih dikenal dengan pasar tradisional yang menjual berbagai kebutuhan sehari-hari, tetapi bangunan yang ada masih menyimpan banyak elemen arsitektur kolonial Belanda, seperti desain atap tinggi dan lorong-lorong yang lebar, menciptakan suasana yang tetap terasa klasik. Pasar ini menjadi simbol penting dari perjuangan perdagangan dan ekonomi rakyat Surabaya selama masa kolonial.
4. Pasar Cihapit – Bandung
Pasar Cihapit di Bandung adalah pasar tradisional yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1850-an. Pasar ini terletak di kawasan yang dulu dikenal sebagai area perdagangan penting bagi masyarakat kolonial. Pasar Cihapit menjadi salah satu pasar yang didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda untuk memperlancar distribusi barang-barang ke wilayah yang lebih luas di sekitar Bandung.
Dengan desain arsitektur kolonial yang masih terlihat di beberapa bagian bangunan, Pasar Cihapit kini menjadi tempat yang sangat ramai, menjual berbagai barang kebutuhan pokok seperti sayur, buah, dan bahan makanan lainnya. Keberadaannya hingga saat ini menjadikannya saksi bisu perkembangan Bandung dari masa kolonial hingga era modern.
5. Pasar Gede – Solo
Pasar Gede di Solo adalah pasar yang sudah ada sejak masa penjajahan Belanda dan merupakan salah satu pasar utama di kota Solo. Pasar ini dibangun sekitar tahun 1800-an dan dikenal dengan arsitektur klasik bergaya Belanda yang masih dipertahankan hingga kini. Selama masa kolonial, Pasar Gede adalah pusat perdagangan yang penting, menghubungkan pedagang lokal dan Eropa.
Saat ini, Pasar Gede masih menjadi pasar yang sangat ramai dan penuh dengan barang-barang tradisional, seperti kain batik, rempah-rempah, dan makanan khas Solo. Pasar ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat transaksi ekonomi, tetapi juga menjadi tempat wisata sejarah bagi mereka yang ingin mengenal lebih jauh tentang kebudayaan Jawa dan pengaruh Belanda di Solo.
BACA JUGA: Mengulik Fenomena Pasar Setan: Populer di Kalangan Pendaki Gunung, Mitos atau Fakta?